GEMAR MENANAM SEJAK DINI
Ahir-ahir
ini bumi kita mengalami banyak kejadian-kejadian aneh yang cenderung menuju
pada kehancuran, dari melelehnya es di kutub utara, polusi yang berlebihan,
menipisnya lapisan ultra violet, cuaca tidak menentu, hingga bencana alam yang
menimpa hampir seluruh Negara di dunia.
Para
ahli berpendapat, bahwa ini semua adalah dampak dari pemanasan global. Rusaknya
lingkungan, meningkatnya polusi yang ditimbulkan oleh pabrik, dan kendaraan
bermotor, juga kurangnya perwatan terhadap lingkungan menjadi faktor utama
pemicu pemanasan global.
Meningkatkan
kesadaran masyarakat akan linkungan juga bukan persoalan yang mudah, apalagi
mengajak masyarakat untuk menanggulangi kerusakan ini. Padahal sebenarnya kita
semua tahu, apa sebenarnya akibat dari pemanasan global itu. Untuk itu,
diperlukan penanaman karakter perduli alam sejak dini kepada setiap pribadi
generasi bangsa. Seperti program Gemar Menanam Pohon Sejak Dini.
Selain
berguna untuk keseimbangan alam program ini, juga sangat bermanfaat bagi
pesertanya, dari meningkatkan kreativitas pada anak, mengajak dan memberikan contoh kepada
anak agar perduli terhadap alam dan lingkungan, mengajarkan bercocok tanam
dan memelihara serta merawat tanaman, kerjasama di dalam team,
meningkatkan kepercayaan diri anak, meningkatkan kemampuan matematis dan
linguistis, meningkatkan kemampuan motorik halus dan kasar.
Berbagai aktivitas dirancang melalui pendekatan Multiple
Intelligence atau kecerdasan ganda yang dikembangkan oleh Dr. Gardner.
Teori multiple intelligence ini merupakan teori yang
menjelaskan bahwa sesungguhnya setiap anak memiliki satu atau lebih kecerdasan
dari 9 potensi kecerdasan yang bisa dimiliki. Adapun kegiatan tersebut
dikembangkan menjadi aktivitas-aktivitas yang menyenangkan sesuai dengan pendekatan multiple
intelligence.
Pemerintah
Indonesia Indonesia juga sangat mendukung, bahkan menyediakan fasilitas untuk
menyukseskan program ini. Hal ini dapat kita lihat dari usaha Kedua kementerian
yaitu Mendikbud dan Menteri Kehutanan yang sepakat bekerjasama untuk
menumbuhkembangkan budaya lingkungan hijau melalui gerakan menanam dan
memelihara pohon sejak usia dini, melalui peran serta secara aktif para peserta
didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. Kegiatan tadi telah dimulai pada
jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi di lingkungan sekolah/kampus dan lokasi lain yang ditentukan
bersama di seluruh Indonesia.
Upaya
selanjutnya, Mendikbud menyampaikan, dalam waktu dekat, sekolah-sekolah yang
ada di seluruh negeri akan didistribusikan bibit dari Kementerian Kehutanan. Lalu,
bersama-sama menanam dengan pendampingan guru. Tempat yang berdekatan dengan
lahan kosong dan bukit juga menjadi sasaran utama.
"Anak-anak
harus dididik, dibiasakan, dan ditradisikan, sehingga membentuk kultur sayang
terhadap lingkungan dan tanaman," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
usai menandatangani nota kesepahaman dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan
tentang Peran Serta Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan dalam
Menyukseskan Gerakan Penanaman Pohon.
Dengan
begitu, kemungkinan bumi kita masih dapat terselamatkan. Asal, semua yang ada
pada saat ini, kita terus kembangkan dan lestarikan untuk menjaga kestabilan
lingkungan hidup. jika pada pribadi
generasi bangsa ditanamkan rasa cinta terhadap alam, maka bukan hal yang
mustahil jika bumi, perekonomian, dan kehidupan akan jauh stabil dari pada saat
ini.
Jika
memang telah difasilitasi oleh pemerintah, mengapa kita masih berkata “tidak”
untuk menanam? Padahal bumi ini adalah milik kita, rumah kita, dan penopang
hidup kita. jika bukan kita yang menjaganya, siapa lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar